Malam guys.
Nulis sambil dengerin beberapa lagu kesukaan. Hehe.
Barusan gue sempet baca status BBM (Black Berry Messanger) salah satu temen gue, yang ga bisa gue sebutin namanya, “Tuhan aku lelah”. Begitu isinya, kata kata lelah di akhiri dengan emoticon nangis sebanyak 5 biji.
Gue jadi berfikir, seberapa besar sih ujian yang Tuhan kasih buat dia? Apa terlalu besar hingga berkata “lelah”?
Gue jadi inget sama wejangan dari si om Kiki, owner “infight” salah satu merk pakaian distro yang ada di kota kembang Bandung.
“andai kita itu diibaratkan cangkir, ga mungkin kita dikasih cobaan sebesar ember”, begitu katanya. Yah betul, cobaan ataupun ujian pasti sesuai dengan kapasitas kekuatan diri kita. Bisa kurang, tapi ga mungkin lebih. Contoh lainnya mungkin anak SD kelas 1 ga mungkin sang guru memberi soal ujian kelas 5 SD.
Pernah ga baca meme ini?, “aku merindukan masa kecil yang ujian terberatnya adalah matematika”, gue pengen deh rasanya tepokin jidat mereka-mereka yang pasang meme ini. Ayolah, Tuhan itu percaya sama kita hingga Dia masih ngasih kesempatan kita hidup hingga hari ini, karena Dia yakin kita mampu lewatin pertarungan ini.
Lelah hati wajar, tapi mestinya mental kita itu semakin kuat saat diberi ujian, bukan semakin lembek. Karena saat kita bisa lewatin hari ini, kita otomatis naik satu level. Dan di level selanjutnya ada ujian yang mungkin lebih berat lagi.
Penenang gue saat kena masalah cuma satu, yaitu ada di surat Al-Insyiroh ayat ke-5 dan ke-6 “maka sesungguhnya disetiap masalah itu disertai dengan jalan keluar. Sesungguhnya disetiap masalah itu disertai dengan jalan keluar”.
Allah nekanin sampe 2 kali lho di surat itu, bahwa jalan keluar itu bersifat pasti. Hanya saja kita bisa sabar sebentar lagi ga? atau menyerah hari ini. Makanya gue selalu yakin, ada sesuatu yang indah setelah ini, setelah kita bisa lewatin ujian kesabaran.
Tapi ada yang menarik dari omongan alm KH. Zainuddin MZ “sujud ga pernah, ibadah susah, sholat ga ngerti, pas kena musibah bilangnya “gue lagi diuji ni” siapa yang nguji? Sekolah kagak, ikut ulangan” haha
Intinya mungkin beliau nyuruh kita buat introspeksi diri bahwa ujian hanya untuk orang yang beriman, tapi teguran (hukuman/adzab) untuk orang-orang yang ngeyel.
Yukk, berfikir positif atas ujian yang Allah beri. Yakini bahwa semua ini adalah yang terbaik bagi kita. Jangan dulu menyerah dan menggunakan kata kata lelah, Allah pasti ga suka. Muslim itu harus jadi pemenang “hayya ‘alal falaah” “marilah meraih kemenangan”, diseru lima kali dalam sehari.
“Born to fight” begitu kata si om kiki.
Ssssssttt... saat lutut udah ga sanggup buat berdiri, bersujudlaah. Itu sangat menenangkan guys. Tapi inget, berdiri lagi. Hehe..
Semoga bermanfaat.
Silahkan di share :)
Thnx.
Judul : Tuhan Aku Lelah
URL : https://ocehan-adul.blogspot.com/2016/07/tuhan-aku-lelah.html?m=0
Pesan : Terimakasih telah membaca:
URL : https://ocehan-adul.blogspot.com/2016/07/tuhan-aku-lelah.html?m=0
Pesan : Terimakasih telah membaca: