Sabtu, 09 Juli 2016

Bersyukur Terbaik Adalah Bekerja Keras

Rahasia bersyukur kata kata bersyukur bersyukur kepada allah lagu bersyukur cara bersyukur selalu gambar dp bersyukur ayat lirik lagu doa bersyukur

Pagi gan.
Gimana mimpinya semalam?
Yukkk kejar impiannya pagi ini. :)

Semalem gue nulis tentang bersyukur, gue khawatir ada yang salah kaprah tentang bersyukur itu sendiri. Makanya gue bergegas nulis lagi tentang bersyukur buat nambahin yang semalem.

Konsep bersyukur memang berarti tentang penerimaan yang telah Tuhan kasih. Tapi bersyukur itu bukan juga  berarti “terlalu” menerima apa adanya.  Kalo bersyukur berarti terlalu  menerima apa adanya, dengan kata lain islam melarang orang-orang untuk berfikir maju, mengejar impian, memaksa berteman dalam kemiskinan dan hidup lebih baik dari sekarang.

Judul dari artikel pagi ini gue ambil dari kata-kata pak "Dahlan Iskan" “Bersyukur terbaik adalah bekerja keras” Begitu katanya.

Iya, ini sangat sejalan dengan yang gue pikir selama ini. Jadi gue berangkat kuliah itu selalu malem sekitar ba’da magrib, karena gue ngambil kelas karyawan. Jarak rumah gue ke kampus itu sekitar  15km, jarak yang cukup jauh. Sepanjang jalan banyak sekali garment-garment. Dan setiap gue berangkat pas kebetulan jam pulang mereka yang kerja di garment. Di sisi lain gue sangat salut sama mereka, ada yang bagian ngejait. Ada juga yang bagian nyetrika. Gila, 8 jam mereka hampir ga berenti buat lakuin tugas bagian mereka. Bahkan di garment-garment beberapa kali kalo waktunya ekspor kerja SS (sampai selesai) itu bisa dari pagi sampe pagi. Bagi gue ini bener-bener gila.

Tapi setelah pulang, banyak dari mereka yang masih bisa becanda, senyum disaat gue bisa rasain kelelahan mereka.  Ini yang gue salut.

Gue pernah 3 hari kerja jadi admin produksi di garment. Gue bisa lihat langsung kerjaan mereka, banyak di antara mereka yang ngeluh, tapi yang bikin gue miris banyak pula diantara mereka yang  terlalu bersyukur “gue segini juga udah alhamdulillah’’.

Apa ini tujuan akhir kita? Gue rasa bukan. Makanya gue berhenti dari garment. Fine, gue terima berbagai alasan mereka. Bukan betah tapi butuh, Sulit nyari kerjaan lain, Mentok di umur. Gue saranin buat kuliah, memang ga baik kuliah Cuma buat ngejar ijazah apalagi Cuma buat dapet kerjaan yang lebih dari yang sekarang. Tapi itu lebih baik jika kondisinya separah ini. Kuliah memang ga menjajikan dapet kerjaan yang lebih baik. Tapi seenggaknya pola pikir yang berkembang, relasi yang banyak, itu bisa membantu kita di kemudian hari.
Untuk yang merasa ga mau kuliah, atau mentok di umur, yukk buka usaha. “ahh usaha  kan butuh modal”. Betul, tapi banyak pula yang tanpa modal di jaman sekarang ini, atau dengan modal minim. Gue juga usaha tanpa modal sepeserpun qo. Tergantung sejauh mana kita kreatifnya saja.

Maaf sebelumnya, sangat tidak ada maksud untuk under estimate atas mereka. Cuma gue miris lihat kondisi perbudakan di indonesia seperti ini. Gue bicara kaya gini karena banyak diantara mereka  yang sebetulnya ingin maju. Tapi ga berani bergerak, Cuma sampe dikata "kepingin" aja.

Maaf sebelumnya, sangat-sangat minta maaf jika tulisan ini menyakiti perasaan seseorang.
Terima kasih. :)