Minggu, 17 Juli 2016

Pengendalian Diri

Malem agan-agan semua.

Malem ini jadi keinget sama artikel gue yang gue tulis sehari setelah lebaran kalo ga salah, yang judulnya yukk mondok.

Di artikel itu gue sempet nyinggung-nyinggung tentang free s#x, n#rkoba, t#wuran, dan banyak lagi k#nakalan remaja masa kini saat ini.

Bahkan Indonesia sekarang masuk ke tahapan waspada n#rkoba. Katanya siiiiiihhh itu jugaaa.

Saat kita bicara Indonesia mungkin ruang lingkupnya lebih luas kali yah, pemerintah, anak-anak usia dini dan masih banyak lagi.

Miris, liat bocah SD udah nengteng-nengteng rokok, bocah SMP udah hamil, anak kecil udah ada yang jadi napi kasus pembunuhan. Salah siapa sih sebenernya? Apa salah orang tua? Apa salah pergaulan?. Terus tentang korupsi, ahh udah ga usah disebut kali yah tentang ini mah. BĂȘte gue juga bahasnya.

Ada yang lucu deh, tau kan warga Indonesia yang disekap sama kelompok Abu sayap? Pemerintah Indonesia mati-matian banget nyelamatin nyawa mereka. Apa ini drama? Bagi pemerintah memang wajib menyelamatkan mereka, tapi jangan lupakan juga ada ribuan bahkan lebih rakyat miskin di dalam negeri yang setiap harinya meninggal karena keserakahan para pemimpin. Mati secara perlahan, setelah sekian lama merintih kelaparan, sakit tak tertahankan karena banyak aliran dana yang tidak mengalir sebagaimana mestinya.

Bicara Indonesia yang seperti ini memang ga ada habisnya, menurut gue Indonesia sekarang lagi krisis moral. Yap, KRISIS MORAL.

Dalam ilmu dasar management ada empat hal, yang pertama planing, kedua organizing, ketiga actuating, ke empat controlling.

Hal yang ke empat yang selalu jadi masalah, tentang controlling. Tentang kemampuan mengendalikan diri dari masing-masing individu. Sangat benar kata Rasulullah, perang paling besar itu melawan hawa nafsu.

Orang-orang di pemerintahan itu orang-orang berilmu semua, tapi sekali lagi controlling jadi titik terlemah mereka. Hingga gelap mata, melihat dunia yang begitu mudah mereka rengkuh.

Kenal Ajie silarus? Penulis buku hadir “sadar penuh hadir utuh”. Beliau berpendapat, katanya “saat kita mampu mengendalikan diri sendiri, maka tidak perlu adanya misi revolusi mental dengan skala besar”.

So’ pengendalian diri itu dimulai dari kita, ibda binafsi kalo kata ilmu agama mah. Setelah masing-masing individu mampu mengendalikan dirinya masing-masing, mengetahui cara mengendalikan emosi, menahan amarah, cara mengontrol emosi, insya Allah Indonesia secara keseluruhan bisa terkendalikan.

Sekali lagi, dimulai dari diri sendiri. Jangan ragu untuk berbeda dari orang lain. Saat mereka-mereka berjalan di jalan yang salah arah. Kejahatan bertambah banyak itu bukan karena bertambahnya para penjahat. Tapi karena banyaknya orang baik yang diam ketika melihat kejahatan.

Ngantuk guys.

Udah dulu kali yaaah.

Besok semoga gue masih bisa nulis lagi. Hehe.
Good night J